-->

Khawatir Anak Stunting? Ini yang Bisa Kamu Lakukan

yang dilakukan pada anak stunting


Kali ini aku mau bahas soal Stunting.
Buibu sepertinya sudah mulai akrab dengan istilah ini kan ya? Era milenial gini berbagai informasi nampaknya mudah didapatkan.

Contohnya aku nih.
Kenalan sama istilah 1000 Hari Pertama Kehidupan  yang dimulai sejak ibu mengandung janinnya. Ini aku taunya pas banget lagi hamil dulu. Sebenernya antara haus ilmu dan juga kena tsunami informasi akutu.

Baca sana- sini.

Follow akun ono-ini.

Sampe akhirnya pusing sendiri dan 'sedikit' panik. Mungkin kekhawatiran berlebih yang mendorong pada rasa panik itulah yang bikin aku sempat kena baby blues ringan kala itu. Phew!

What a tiring feeling inside!

Ingatkan aku biar bahasan di postingan ini ga melebar kemana-mana ya. Maklum, suka kebiasaan jadi ngomongin yang lain deh.

Oke. Mari kita fokus dulu soal stunting-nya.

Aku kan follow akun dokter Meta yang di Instagram itu tuh. Nah dari sana lah aku mulai kenal istilah stunting. Dan entah gimana juga, saat itu aku sering liat postingan kampanye cegah stunting itu. Baik di akun sosial media pemerintah maupun akun lainnya.

Kayak yang pas banget lah pokoknya lagi rame bahas stunting.

Terus, pas anakku umur 7 bulan gitu, aku ikut workshop yang diadakan oleh brand ternama. Workshopnya itu bagus banget. Ada ahli yang didatangkan langsung untuk itu. Ada dokter anak yang spesialisasinya tentang pencernaan. Ada juga bagian nutrisinya dan bonus kecenya ada psikolog cantik juga. Beliau punya misi untuk terapi para ibu biar happy.

In short, workshopnya saaaangat mengesankan.

Pada kesempatan itu, dibahas tentang pentingnya waspada soal stunting.

---

Stunting tuh apa sih?

Secara sederhana bisa dibilang sebagai keadaan gagal tumbuh. Jadi, indikator paling mudahnya adalah tinggi/panjang badan yangtidak sesuai dengan umurnya. Dimana hal itu berbanding lurus pula dengan bobot/ berat anak.

Saat dijelaskan begitu, aku mulai khawatir.

Lah, anakku gimana nih? Duh, naudzubillah semoga ga stunting yaaaa...

Aku mengkhawatirkan anakku berpotensi stunting karena pertumbuhannya melambat. Anakku itu lahir dengan berat dan panjang yang bagus. Menurut grafiknya malah masuk dalam kategori tinggi.
BB lahirnya 3,7kg dan PB lahirnya 50cm.

Progress pertumbuhannya menyenangkan karena selalu ada kenaikan. Anakku genduuuut. Tapi, hanya sampai umur 7 bulan. Semenjak genap 7 bulan berat badannya naik dikiiiiit banget.

Makanya ketika hadir mendengarkan penjelasan dokter di workshop itu, aku mulai deg-degan. Bahkan aku sempat konsultasi kembali dengan beliau setelah acara. Kemudian disarankannya untuk memberikan susu tambahan demi mengejar 'target' sebelum 1 tahun.

Rumusnya begini:

Berat badan bayi 1 tahun baiknya 3 kali berat lahirnya.

Artinya, pada umur 1 tahun nantinya anakku ideal berada pada angka 11.1kg. Nah, Bo dokter bilang, minimal banget dapet 10kg deh.

Maaaak, tau kan kalo naikin berat anak tuh PR banget? Ada yang senasip, Mak?

Anakku udah MPASI saat itu dan dia udah mulai picky karena observasi terus apa yang dikasihin mamanya. Kondisi saat itu berat anakku hampir 7 kilo. Pe-Er 3 kilo minimal untuk dicapai dalam 5 bulan terhidung sejak selesai workshop itu.

Ada sih rasa optimis. 5 bulan kan lama ya.
Tapi ternyata, sebulan bisa naek setengah kilo aja rasanya syukuuuuur banget.


Pada akhirnya, kami gagal mencapai berat minimal pertumbuhan normal yang ideal tadi. Pada usianya yang genap 1 tahun saat itu, anakku hanya berbobot 8.6kg saja. Sejak itu aku kasih dia susu pertumbuhan Nestle Lactogrow.

Masih jauh dari target minimal 10kg-nya. Dan akupun sedih.

Sayangnya, aku ga banyak gaul sama para emak lain waktu itu. Temanku anaknya sempat kurang BB-nya juga. Langsung konsultasi ke dokter dan mendapat saran booster dengan susu khusus yang memang diperuntukan sebelum 1 tahun. Namanya susu Infanutri kalo ga salah. Tapi pemberiannya harus dengan anjuran/ resepan dokter.

Katanya dalam seminggu bisa naik sekilo.

Ya ampuuuuuun....
Kenapa dulu ga pake susu yang itu akutu. Kenapa ga langsung konsul sejak 7 bulan dulu itu? Yah, memang penyesalan kan datangnya belakangan. Kalo didepan namanya pembukaan toh?
Krik. Krik. Krik.


---

17 Bulan BB Masih dibawah 10kg


Gimana ga makin panik kan ya?
Selama perjalanan dari umur 1 tahun itu, aku mulai kasih susu pertumbuhan ke anakku. Beberapa merk dicobakan. Katanya coba pakai Pediasure kalo buat nambah bobot. Ternyata kurang cocok. Fesesnya jadi keras. Susunya emang enak sih. Jadinya aku yang minum. Laaaaaaah......

Ganti susu lagi. Mari coba susu mahal yang katanya komplit nutrisinya. Kita pakai Bebelac Gold. Sempat habis sampai 6 kaleng lebih selama 2 bulan kurang. Berat badan tidak kunjung berubah.

Aku hampir menyerah.

Katanya ada yang lebih bagus lagi. Anak bayi yang ga bisa dapet ASI biasa pakai susu ini. Merk S26. Baiklah, kami belikan S26 Procal Gold untuknya. Habis beberapa kaleng besar juga karena rasanya enak dan nampaknya cocok karena tak ada masalah pada anakku.

Sampai umurnya 17 bulan, artinya 4 bulanan minum S26. Naik sih tapi ga banyak. Masih sangat kurang. Masih di bawah 10kg. Padahal target pencapaian sudah naik lagi. Dengan umur 17 bulan target dalam chart harusnya 13kg.

Duuuh...
Ini mah namanyangos-ngosan. Target sebelumnya blom sampe eh udah berubah patokan. Mama sedih. Papah khawatir juga. FYI, Papanya aku edukasi juga soal bahaya stunting karena kurang nutrisi itu. Jadi dia ikutan aware dan support program pencapaian BB ideal buat anaknya.


Kemudian, aku obrak-abrik lagi akun IG dokter Meta. Aku baca semua highlight-nya. Akhirnya mataku berbinar. Muncul lagi harapan ketika pada daftar dokter spesialis anak konsentrasi nutrisi ada juga di Palembang.

Ga pake lama langsung kucatat semua namanya. Kemudian perkepoan pun dimulai.

Setiap nama dokter yang dimaksud aku google. Aku cari dimana prakteknya, jadwalnya, rekam ilmiahnya, dan semuanya. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba bikin janji kunjungan ke dr. Julius Anzar, Sp.A(K)

Salah satu jadwal prakteknya ada di RSMH Palembang. Aku segera telepon ke Klinik GRHA RSMH itu. Udah bikin janji dan siap berangkat ke Palembang.


---

Visit Dokter Julius Anzar


Seperti biasa, ketika sampai di klinik akan ditimbang berat badan terkini juga panjangnya. Update data BB malah 8.5kg (nangis akuuu). Panjang badannya 75.5cm

Ketika konsultasi dengan dr. Julius, aku dijelaskan panjang lebar tentang grafik pertumbuhan, Bahwa dengan data anakku itu, jelas dia kurang sekali bobotnya. Sementara untuk tinggi badannya berada tepat di ujung garis kuning. ASTAGA!!!

Kemudian dokter memberi rujukan untuk tes darah. Melihat anakku yang aktif dan informasi pola makan serta susu tambahan yang kuberikan, dokter curiga tentang tidak ada penyerapan nutrisi.

Dokter mau bilang kalo anakku makan banyak pun ga ada yang nyangkut jadi massa ototnya. Nah, biar terbukti alasannya itu dimintalah kami ke laboratorium untuk ambil sampel darah anak.

Singkatnya, di sore hari yang sama, hasil tes darah sudah keluar. Status anakku adalah defisiensi zat besi. Saaaaaangat kurang dari ambang batas seharusnya. Pak dokter pun meresepkan zat besi untuk dikonsumsi selama 1 bulan penuh. Aku juga diajarkan untuk 'patuh' pada waktu makan agar anakku terbiasa lapar dan menjadi lahap makannya nanti.

Well, aku ikuti anjuran beliau selama sebulan penuh.
Dan pada kunjungan bulan berikutnya, kembali ditimbang dan diukur oanjangnya lagi.

Ada kenaikan tapi kejar-kejaran dengan target seharusnya.
Berat badan anakku naik. Tapi targetnya juga naik. Dan anakku ga mencapai itu. Begitu pula dengan tingginya. Aku saaangat khawatir jika itu stuntung.

Masih ada waktu hingga usianya 2 tahun. Harus betul-betul dimaksimalkan ikhtiar ini. Bismillah.

Kunjungan kedua dalam usianya yang ke 18 bulan, berat anakku berada diangka 87.6kg dengan tinggi 76.5cm. Jelas ada perubahan kan? tapi ga banyak. Huhuhuhuuuu....
Masih jauh dari target. Hingga akhirnya dokter menyarankan susu booster yang kaaaayaaa nutrisi berikut kandungan zat besinya. Sambil tetap minum zat besi yang diresepkan sebelumnya, susu anakku pun diganti lagi.

Sudah sebulan ini dia minum susu Nutren Junior juga dari Nestle. Tertulis pada kemasannya: Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus Untuk Dukungan Nutrisi Bagi Anak Beresiko Gagal Tumbuh, Gizi Kurang atau Gizi Buruk Usia 1-10 Tahun.

Bismillah masih sedang beikhtiar ini.
Semoga berat badan dan panjangnya naik secara signifikan dan bisa ngejar target sesuai umurnya. Doakan anakku lulus 2 tahun dalam 100 hari pertama kehidupannya tanpa dibayangi stunting ya...


---

Hal Yang Perlu Dilakukan


Segera Visit Dokter Spesialis Anak yang Fokusnya Bagian Nutrisi terdekat di kotamu jika kenaikan berat badan sangat lambat. Lebih baik jika sebelum 1 tahun agar lebih mudah penanganannya.

FYI, anak temanku yang sebelum setahun dulu kuran BB-nya itu udah konsul dokter. KEmudian diresepin Infanutri. Sampe sekarang BB-nya bagus sesuai grafik pertumbuha sebagaimana mestinya.


Khawatir Anak Stunting? Ini yang Bisa Kamu Lakukan
  1. Salam mom..
    Skrg gimana mom BB ank nya stlh minum susu nutren? Share lg donk mom..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih menunggu kelanjutanya nih mom setelah konsumsi nutren

      Delete
  2. Salam sesama ibu,nutren junior itu bagus bu,dari takaran kebutuhan saja dgn jadwal mkn insyah allah naik,nutren juniorkan 1 kkl/ml jadi klu anak 2 thn kasih 100 ml selama 7x pemberian dia pasti naik bu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam mom
      Setelah baca ini menangiss hati ini mom ankku di usia 4,6 thn trnyta byk kekurangan gizi krn hny di bb 14 😭😭

      Untuk pakai susu nutren junior brp takar mom untuk usia ankku ??.
      Mhn bantuan jawaban nya ya mom
      Krn untuk ke DSA dimsa saat ini 😒

      Delete
    2. Udah coba blum bun susunya ? Anak saya jga mw coba tp msih bingung antara nutren ato pediasure

      Delete
  3. Mulai cema jg ni,, anak sy sblm 1 thn jg sdh minum infatrini,, bisa naik bagus sd 8 bln aja setelahnya naik tp dikit bgt, akhirnya sekarng udh 1 thn ganti susu, tp krn g mau makan jd bb nya mlh turun,, mungkin perlu coba sufor itu

    ReplyDelete
  4. Halo mam, cocok2an jg mgkn ya mam, anakku diresepin dokter infantrini ternyata ga cocok krn intoleransi laktosa πŸ₯ΊπŸ₯Ί

    ReplyDelete